Selasa, 25 Agustus 2009

Harapan Tak Terhirau

"Aku hanya berharap kamu ada disampingku." Hanya itu yang bisa dikatakan gadis kecil ketika seseorang berada dihadapannya. Hari ini gadis kecil sedang duduk di kursi belajarnya. Memikirkan semua kejadian beberapa bulan lalu. Yang dulu, ia mencintai seseorang lelaki itu dengan semua rasa, tapi kini lelaki itu bersenang-senang dengan perempuan lain. Ah, aku dikecewakan lagi.

Seseorang datang mendekat ke gadis kecil, tapi dia tidak di dekat gadis kecil, dia hanya melihat dari jauh. "Gadis kecil, aku mencintaimu.", kata seseorang itu di lubuk hatinya. Gadis kecil terus melamun dan dia sadar dia sudah lama melamun. Lalu dia pergi untuk mencuci muka. "Tapi aku hidup bagai laron.", lanjut lubuk hati seseorang. Gadis kecil masuk lagi ke kelas, dan dia merasa seperti ada yang memperhatikannya, tapi dia cuek saja.

Pulang sekolah dia mengambil buku dan mulai menulis.

Tinta ini, menggambarkan diriku
Digunakan ketika dibutuhkan
Air mata jauh tak terbendung
...

Belum selesai gadis kecil menulis, pandangannya kabur dan mulai menggelap. Datang secercah cahaya, datang dan bersenandung ceria. Mukanya tanpa dosa. Mengingatkanku pada seseorang yang selama ini ia cintai. Laki-laki itu, yang menolongku ketika jatuh dari jurang dalam dengan rasa sakit. Aku tersenyum. Tapi cahaya itu mulai menghilang. "Aku hanya berharap kamu ada disampingku, menemani hariku, menghidupi warna diriku. Sayang, kamu telah tiada.", kata gadis kecil.

Harapannya tak dihirau oleh siapapun.