Kejantanan Sang Mawar
Dialah yang membawaku kesini
Menarik lembut ujung rambutku
Menyentuh mesra setiap kulitku
Mencumbu tatapan mataku
Dialah yang menginjak duniaku
Langkah pelan dan termalu
Namun pasti dan gagah
Yang disahut derapan ketukan sepatu
Menandakan sebuah keyakinan
Satu pijakan lagi
Merubah segala kedudukan
Kita sama
Aku untukmu
Kamu untukku
Kelabu 'kan enggan munculkan warna
Merah lambang berani datang menjamah
Hitam bermetamorfosis putih
Kawan warna memanggil
Memadukan kalbu dengan pelangi
Kamu
Pemberi merah penawar galau
Aku
Pemurah senyum tiap hujan
Kita mengerti
Tak ada halau yang memetir kita
Namun benteng pemisah
Terbentuk tak terkira
Terpikir tak disengaja
Langkah gagah tak lanjut maju
Yang tersisa hanya langkah bekasmu
Mana?
Di mana lagi dapat kukecup baumu?
Ke mana lagi harus memaksa pita suara ini lebih keras?
Berapa langkah lagi yang harus kuhitung?
Untuk siapa aku bersimpuh?
Kau meninggalkan sisi gelapmu
Bagaikan mawar yang dapat kunikmati ketulusannya
Bagaikan mawar kucium aromanya
Bagaikan mawar yang menembus kulitku
Mengelurkan cair merah amis
Dan meninggalkan bekas luka
Kau bagaikan mawar
Indah tapi membekas
Menarik lembut ujung rambutku
Menyentuh mesra setiap kulitku
Mencumbu tatapan mataku
Dialah yang menginjak duniaku
Langkah pelan dan termalu
Namun pasti dan gagah
Yang disahut derapan ketukan sepatu
Menandakan sebuah keyakinan
Satu pijakan lagi
Merubah segala kedudukan
Kita sama
Aku untukmu
Kamu untukku
Kelabu 'kan enggan munculkan warna
Merah lambang berani datang menjamah
Hitam bermetamorfosis putih
Kawan warna memanggil
Memadukan kalbu dengan pelangi
Kamu
Pemberi merah penawar galau
Aku
Pemurah senyum tiap hujan
Kita mengerti
Tak ada halau yang memetir kita
Namun benteng pemisah
Terbentuk tak terkira
Terpikir tak disengaja
Langkah gagah tak lanjut maju
Yang tersisa hanya langkah bekasmu
Mana?
Di mana lagi dapat kukecup baumu?
Ke mana lagi harus memaksa pita suara ini lebih keras?
Berapa langkah lagi yang harus kuhitung?
Untuk siapa aku bersimpuh?
Kau meninggalkan sisi gelapmu
Bagaikan mawar yang dapat kunikmati ketulusannya
Bagaikan mawar kucium aromanya
Bagaikan mawar yang menembus kulitku
Mengelurkan cair merah amis
Dan meninggalkan bekas luka
Kau bagaikan mawar
Indah tapi membekas
Tanah hujan, 17 April 2010
Angelika Rianti
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda