Gadis's Diary: Satu Bunga untuk Dua Kumbang
Hari demi hari telah aku lalui, tanpa kabar darimu hingga aku menunggu sia-sia. Apakah aku bodoh? Menunggu sesuatu yang tidak pasti? Tapi dia ini pacarku. Dan aku telah membuat kesalahan karena aku telanjur mencintai dia. Tak mengerti? Saat ini, aku akan memulai cerita.
ini terjadi padaku dua tahun yang lalu, dimana aku bertemu seorang pria. Walau kita berbeda dari latar belakang, tapi dia begitu mencintaiku, hingga aku pun merasakan jatuh cinta padanya. Dan sejak saat itu aku memulai menjalin hubungan dengannya.
Aku menjalani hubungan ini bagai air mengalir yang bening. Tapi bagaimanapun juga setiap air yang mengalir terdapat bebatuan yang akan menghambat setiap gerakannya. Sama halnya seperti yang aku alami. Pada saat datang seorang lelaki lain dengan begitu polosnya mengatakan bahwa dia mencintaiku. Dan dilema hinggap di benakku.
Jujur...
Ini adalah sebuah kejujuran tentang perasaanku. Bahwa aku mencintai dua orang makhluk adam sekaligus. Aku benar-benar tidak tahu, tapi yang ada di hati ini hanyalah dilema yang semakin melebar. Tapi kujalani ini semua dengan prinsip awalku.
Dua bulan aku lalui dengan orang baru itu. Banyak hal yang membuatku terpaksa untuk menggerakkan sel sarafku agar mengalah. Tapi aku yakin lelaki baru itu mencintaiku. Dan betapa bodohnya aku mempercayai akan hal itu. Cause Love is Blind.
Dan aku lalui dengan orang baru itu dengan rasa hampa. Mengalir darah ini disetiap detiknya, aku tetap saja hampa. Tak pernah merasa bangga ataupun dibanggakan. Tapi yang aku tahu dia sayang aku dan aku juga.
Tapi semua itu tidak berjalan seperti yang aku rencanakan. Tiga minggu setelah aku dan orang baru itu mengatakan cinta, akhirnya kita putus. Terima kasih atas waktu yang kau berikan sayang inilah akhir manis yang kau berikan padaku setelah apa yang kuberikan sayang padamu. Percuma. Akhir yang menjadi awal petualangan hidupku.
-----bersambung 1-----
ini terjadi padaku dua tahun yang lalu, dimana aku bertemu seorang pria. Walau kita berbeda dari latar belakang, tapi dia begitu mencintaiku, hingga aku pun merasakan jatuh cinta padanya. Dan sejak saat itu aku memulai menjalin hubungan dengannya.
Aku menjalani hubungan ini bagai air mengalir yang bening. Tapi bagaimanapun juga setiap air yang mengalir terdapat bebatuan yang akan menghambat setiap gerakannya. Sama halnya seperti yang aku alami. Pada saat datang seorang lelaki lain dengan begitu polosnya mengatakan bahwa dia mencintaiku. Dan dilema hinggap di benakku.
Jujur...
Ini adalah sebuah kejujuran tentang perasaanku. Bahwa aku mencintai dua orang makhluk adam sekaligus. Aku benar-benar tidak tahu, tapi yang ada di hati ini hanyalah dilema yang semakin melebar. Tapi kujalani ini semua dengan prinsip awalku.
Dua bulan aku lalui dengan orang baru itu. Banyak hal yang membuatku terpaksa untuk menggerakkan sel sarafku agar mengalah. Tapi aku yakin lelaki baru itu mencintaiku. Dan betapa bodohnya aku mempercayai akan hal itu. Cause Love is Blind.
Dan aku lalui dengan orang baru itu dengan rasa hampa. Mengalir darah ini disetiap detiknya, aku tetap saja hampa. Tak pernah merasa bangga ataupun dibanggakan. Tapi yang aku tahu dia sayang aku dan aku juga.
Tapi semua itu tidak berjalan seperti yang aku rencanakan. Tiga minggu setelah aku dan orang baru itu mengatakan cinta, akhirnya kita putus. Terima kasih atas waktu yang kau berikan sayang inilah akhir manis yang kau berikan padaku setelah apa yang kuberikan sayang padamu. Percuma. Akhir yang menjadi awal petualangan hidupku.
-----bersambung 1-----
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda